Senin, 27 Desember 2010

Produk Positoning



Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi

Dalam pemasaran, positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merk atau lembaga tertentu. Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain. Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi pasar. Reposisi produk sangat ditentukan dari sudut pandang mana konsumen melihat citra produk kita, apabila kita menerapkan family branding dalam mengembangkan produk, maka keseluruhan citra perusahaan akan sangat mempengaruhi citra produk.
Re-positioning merupakan kegiatan yang melibatkan penggantian identitas produk , jalinan kompetitor yang ada dan mengubah citra yang ada di benak konsumen.
De-positioning merupakan kegiatan untuk mengganti jalinan kompetitor, tujuannya adalah untuk mengganti segmen pasar dan kegiatan ini mengharuskan pemilik merk untuk mengubah citra produk yang ada di benak konsumen
Pada umumnya, proses postioning produk melibatkan :
·         Mendefinisikan ke segmen pasar mana produk tersebut akan disaingkan
·         Mengidentifikasikan dimensi atribut dan kemasan untuk menentukan seberapa besar pasar
·         Mengumpulkan informasi dari konsumen tentang persepsi mereka tehadap produk dan produk pesaing
·         Mengukur seberapa jauh persepsi konsumen terhadap produk
·         Mengukur seberapa besar pasar produk pesaing
·         Mengukur kombinasi target pasar untuk menentukan variabel marketing dalam melakukan marketing mix
·         Menguji ketepatan antara
·         Daya saing produk kita dengan produk pesaing
·         Posisi produk kita dalam persaingan
·         Posisi vektor idela dalam marketing mix
·         Positioning produk
Proses positioning untuk barang dan jasa sama saja, meskipun jasa tidak memiliki ujud fisik, namun prosesnya sama. Hanya saja karena jasa tidak memiliki visualisasi yang jelas, maka sebelum membangun positioning, kita harus bertanya kepada konsumen nilai tambah apa yang mereka inginkan dari layanan kita, mengapa mereka akan memilih jasa orang lain dibanding jasa kita ? dan apakah ada karakteristik khusus yang membedakan layanan kita dibanding perusahaan lain ?
Markin, Rom, Principles Of Marketing, Prentice  Hall, Fifth edition,1991

HUBUNGAN PERSEPSI KONSUMEN ATAS ATRIBUT PRODUK DENGAN LOYALITAS






Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi

Menurut Kotler proses pengambilan keputusan pembelian dalam lima proses, yaitu :
·         Pengenalan Masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat di gerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun luar dirinya.
Para penjual atau pemasar perlu mengenal faktor-faktor yang dapat mengerakkan kebutuhan atau minat konsumen. Para pemasar perlu meneliti konsumen untuk memperoleh jawaban apakah kebutuhan yang dirasakan atau masalah yang timbul, apa yang menyebabkan semua itu muncul dan bagaimana kebutuhan atau masalah itu menyebabkan seseorang mencari produk tertentu.

·         Pencarian
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan menjadi objek itu. Jika tidak, kebutuhan itu akan mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu.

·         Evaluasi Alternatif
Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih. Pemilihan alternatif ini mulai dari suatu proses evaluasi alternatif tertentu. Sejumlah konsep tertentu akan membantu memahami proses ini yaitu :
• Konsumen akan berusaha untuk memuaskan kebutuhan mereka.
• Konsumen akan mencari manfaat dari suatu produk.
• Konsumen biasanya membangun seperangkat merek sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristiknya.
• Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan atas setiap ciri. Fungsi kegunaan menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-masing ciri.
• Terbentuknya sikap konsumen terhadap beberapa pilihan merek melalui prosedur penilaian konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak ciri-ciri objek.

·         Keputusan Pembelian
Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara merek yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan cenderung membeli merek yang disukainya.


·         Perilaku Pasca Pembelian
Setelah membeli suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan kegiatan membeli produk, yang akan menarik bagi para pemasar. Tugas para pemasar belum selesai setelah produk dibeli oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca pembelian.


Sumber:


Rabu, 22 Desember 2010

Tugas 6 : Perilaku Konsumen


Teori Kepribadian






Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi


Kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. (Pervin dan John)

            Sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya. (Allport)

Teori Kepribadian didefinisikan berdasarkan konsep-konsep khusus yang terkandung dalam teori-teori tertentu yang dianggap memadai untuk mendeskripsikan atau memahami tingkah laku manusia secara lengkap atau utuh.

Kita juga telah sepakati bahwa teori terdiri dari segugusan asumsi yang saling berhubungan tentang gejala-gejala emfiris tertentu dan definisi-definisi empiris yang memungkin sipemakai beranjak dari teori-teori abstrak keobservasi empiris. 

Teori-teori kepribadian termasuk kategori pertama ; teori kepribadian adalah teori umum tentang tingkah laku. Pembagian sederhana ini berguna untuk memisahkan teori kepribadian dari rumpun teori-teori kepribadian lainya. 

Teori kepribadian memperlihatkan banyak variasi dalam hal banyaknya konsep motifasi yang digunakan.
Beberapa teori kepribadian berasal dan berguna untuk membuat deskripsi tentang tingkah laku yang abnormal atau patologis.  

Trait merupakan disposisi untuk berperilaku dalam cara tertentu, seperti yang tercermin dalam perilaku seseorang pada berbagai situasi. Teori trait merupakan teori kepribadian yang didasari oleh beberapa asumsi, yaitu:
    * Trait merupakan pola konsisten dari pikiran, perasaan, atau tindakan yang membedakan seseorang dari yang lain, sehingga:
          o Trait relatif stabil dari waktu ke waktu
          o Trait konsisten dari situasi ke situasi
    * Trait merupakan kecenderungan dasar yang menetap selama kehidupan, namun karakteristik tingkah laku dapat berubah karena:
          o ada proses adaptif
          o adanya perbedaan kekuatan, dan
          o kombinasi dari trait yang ada

Bedasarakan tulisan diatas dapat di asumsikan bahwa kepribadian seseorang di dalam masyarakat sangat mencerminkan perilaku masyarakat tersebut baik salam bersosialisasi ataupun dalam kegiatan ekonomi, sehingga konsumen atau masyarakat dapat menentukan keputusan atau kebijakan yang tepat dengan segala alternatif  yang ada sehingga dapat meminimalisasikan segala resiko dan mengefisienkan biaya apabila konsumen atau masyarakat itu memiliki kepribadian yang baik.

  • http://www.tipskom.co.cc/2009/09/hakikat-teori-kepribadian.html
  • http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/kepribadian.html

Selasa, 21 Desember 2010

Tugas 5 : Perilaku Konsumen

Syarat-syarat Segmentasi Pasar yang Efektif






Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi

Sebelum memulai membahas syarat apa saja yang dapat membuat segmentasi pasar menjadi efektif, kita cari tahu dulu apa itu Segmentasi Pasar dan apa saja Evaluasi Segmentasi Pasar?
Segmentasi pasar adalah pengelompokkan pasar menjadi kelompok-kelompok konsumen yang homogen, dimana tiap kelompok (bagian) dapat dipilih sebagai pasar yang dituju (ditargetkan) untuk pemasaran suatu produk.
Pada saat mengevaluasi pasar, perusahaan harus memperhatikan tiga faktor  :
1) Ukuran dan pertumbuhan pasar.
Perusahaan akan menganalisa ukuran dan pertumbuhan segmen, kemudian memilih segmen yang memberikan peluang terbaik. Pertama-tama perusahaan harus mengumpulkan dan menganalisa data terakhir penjualan segmen saat ini, tingkat pertumbuhan, dan laba yang diharapkan dari berbagai segmen. Perusahaan akan menaruh minat pada segmen yang memiliki karakteristik ukuran dan pertumbuhan yang tepat, namun hal ini bersifat relatif.
2) Daya tarik struktur segmen.
Perusahaan harus meneliti sejumlah faktor struktural utama yang mempengaruhi data tarik segmen dalam jangka panjang. Sebagai contoh, daya tarik segmen berkurang bila segmen itu telah memiliki banyak pesaing yang kuat dan agresif. Keberadaan banyak produk pengganti yang nyata atau yang potensial bisa membatasi harga dan keuntungan yang dapat diambil dari suatu segmen. Kekuatan relatif pembeli juga mempengaruhi daya tarik segmen, jika pembeli dalam sebuah segmen mempunyai kekuatan menawar yang relatif kuat terhadap penjual, maka akan mendesak harga untuk turun, menuntut kualitas dan layanan yang lebih, dan mengadu perusahaan satu dengan yang lain. Semuanya itu terjadi dengan mengorbankan keuntungan yang dapat diperoleh penjual.
3)Tujuan dan sumber daya perusahaan.
Sekalipun sebuah segmen memiliki ukuran dan pertumbuhan yang tepat serta secara struktural menarik, perusahaan-perusahaan harus mempertimbangkan tujuan dan sumber dayanya sendiri dalam hubungannya dengan suatu segmen.
(Kotler, Bowen dan Makens, 2002, pp.265-267)

Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif maka harus memenuhi syarat-syarat pengelompokkan pasar sebagai berikut : 
1. Measurability, yaitu ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu pembeli harus dapat diukur atau dapat didekati.
2. Accessibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secara efektif memusatkan (mengarahkan) usaha pemasarannya pada segmen yang telah dipilih. 
3. Substantiability, yaitu segmen pasar harus cukup besar atau cukup menguntungkan untuk dapat dipertimbangkan program-program pemasarannya.

Bedasarkan tulisan diatas dapat disimpulkan bahwa, setiap segmentasi pasar harus memiliki suatu program yang baik dalam pengelolahannya baik tiu dalam perencanaan maupun dalam pengerjaannya agar menjadi efektif. Sehingga keefektifannya itu dapat dirasakan oleh masyarakat dan mendapatkan kenyamanan saat berda dalam pasar tersebut.


Selasa, 09 November 2010

Tugas 4 : Perilaku Kosumen



Jenis-jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian 




Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi



Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut (Kotler, 2000:160): adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek

Penjelasan jenis-jenis tingkah laku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tingkah laku membeli yang kompleks  
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek. Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

b. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan      
Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan konsumen yang tinggi tetapi sedikit perbedaan yang dirasakan diantara merek. Tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan terjadi ketika konsumen amat terlibat dalam pembelian barang yang mahal, jarang dibeli dan beresiko tetapi melihat sedikit perbedaan diantara merek.     


c. Tingkah laku membeli yang merupakan kebiasaan     

Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar. Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli.

d. Tingkah laku membeli yang mencari variasi    
Konsumen menjalani tingkah laku membeli yang mencari variasi dalam situasi yang ditandai oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti. Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.






Tugas 3 : Perilaku Kosumen


Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pelanggan





Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi


            Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku pelanggan.Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang konsumen.

1. Psikografis, dan kepribadian      
Psikografis adalah sebuah teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima produk organik                              
Kepribadian dalam bidang pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.

2. Motivasi Konsumen         
Dalam menjawab pertanyaan mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan penggunaan suatu produk.
           
3. Pengetahuan Konsumen              
Pengetahuan konsumen dapat diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi kesehatan, dan lain-lain.

4. Intensi, Kepercayaan, dan Perasaan Konsumen           
Intensi adalah pendapat subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa jenis intensi konsumen.

Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan dibentuk dari pengetahuan. Apa yang telah seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan tertentu mengenai produk tersebut.

Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.  

            Sesuai tulisan diatas bisa disimpulkan bahwa setiap manusia pasti menginginkan sesuatu yang terbaik untuk dirinya entah itu dari kehidupanya, tata kerja, pola hidup dan dalam segi perekonomian. maka dari itu sebagai konsumen kita harus meperhatikan hal tersebut dan mencari alternatif yang efisien agar setiap keputusan menjadi optimal.



Jumat, 05 November 2010

Tugas 2 : Perilaku Konsumen

Kebiasaan Konsumen dan Loyalitas Merk



Mata Kuliah :

Perilaku Konsumen

Disusun Oleh :
Nama : Glory Utama
NPM : 10208552
Kelas : 3EA03

Universitas Gunadarma
Fakultas Ekonomi




Aaker (1997:56) mendefinisikan loyalitas merek (brand loyalty)sebagai suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek lain yang ditawarkan oleh kompetitor, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lainnya. Seorang pelanggan yang sangat loyal kepada suatu merek tidak akan dengan mudah memindahkan pembeliannya ke merek lain, apa pun yang terjadi dengan merek tersebut. Bila loyalitas pelanggan terhadap suatu merek meningkat, kerentanan kelompok pelanggan tersebut dari ancaman dan serangan merek produk pesaing dapat dikurangi. Dengan demikian, brand loyalty merupakan salah satu indikator inti dari brand equity yang jelas terkait dengan peluang penjualan, yang berarti pula jaminan perolehan laba perusahaan dimasa yang akan datang.


Tingkat Loyalitas Merek
Dalam kaitannya dengan loyalitas merek terdapat beberapa tingkat loyalitas. Masing-masing tingkatannya menunjukkan tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dapat dimanfaatkan. Adapun tingkatan tersebut adalah sebagai berikut (Aaker, 1997, p.58):

- Berpindah-pindah (Switcher) Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek-merek yang lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal atau tidak tertarik pada merek tersebut. Pada tingkatan ini merek apapun mereka anggap memadai serta memegang peranan yang sangat kecil dalam keputusan pembelian. Ciri yang paling nampak dari jenis pelanggan ini adalah mereka membeli suatu produk karena harganya murah.

- Pembeli yang bersifat kebiasaan (Habitual Buyer) Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi produk tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan untuk membeli merek produk yang lain atau berpindah merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya, maupun berbagai bentuk pengorbanan lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.


- Pembeli yang puas dengan biaya peralihan (Satisfied buyer) Pada tingkat ini pembeli merek masuk dalam kategori puas bila mereka mengkonsumsi merek tersebut, meskipun demikian mungkin saja mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung biaya peralihan (switching cost) yang terkait dengan waktu, uang, atau resiko kinerja yang melekat dengan tindakan mereka beralih merek. Untuk dapat menarik minat para pembeli yang masuk dalam tingkat loyalitas ini maka para pesaing perlu mengatasi biaya peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli yang masuk dalam kategori ini dengan menawarkan berbagai manfaat yang cukup besar sebagai kompensasinya (switching cost loyal).


       - Menyukai merek (Likes the brand) Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan                   pembeli yang sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya ataupun disebabkan oleh kesan kualitas yang tinggi. Meskipun demikian seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit diidentifikasi dan ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.


            - Pembeli yang komit (Committed buyer)
 Pada tahap ini pembeli merupakan pelanggan yang setia.      Mereka memiliki suatu kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka. Pada tingkatan ini, salah satu aktualisasi loyalitas pembeli ditunjukkan oleh tindakan merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepadaorang lain.

Sebagai contoh dari hal itu ialah HP (hand-phone). Saat ini hand-phone tidak lagi dijadikan sebagai barang mewah karena hampir seluruh masyarakat dari beragam lapisan memiliki hand-phone, tetapi sebagian produk hand-phone yang masih dikatakan mewah karena memang harga hand-phone itu yang masih diatas rata-rata dari pengahsilan atau pendapatan masyarakat umum.

BlackBerry salah satu dari merk hand-phone yang tergolong mewah tersebut, gadget ini yang sedang marak dibincangkan baik dari fitur dan aplikasi yang sangat memnfaatkan perkembangan teknologi maupun dari faktor maraknya atau meningkatnya jumlah pemakai di Indonesia.

Di luar faktor itu pula, dengan memiliki gadget ini dapat menaikan status sosial seseorang walaupun berbeda dengan status sebenarnya dari orang tersebut. sehingga banyak bermunculan produk-produk handphone yang menyerupai aplikasi, desaign dll agar menarik minat dari konsumen itu sendiri.